“Kudu Wow dan Tak Terlupakan”

www.travelagentcentral.com
Perjalanan insentif sering disalahkaprahi oleh para agen travel di Indonesia. Sampai detik ini banyak biro perjalanan masih mengemasnya sebagai paket perjalanan biasa. Di Indonesia belum banyak orang yang mengembangkan bisnis perjalanan insentif sebab bisnis ini peka dengan isu keamanan dan membutuhkan daya kreatifitas tinggi.

“Saya sangat tertarik dengan bisnis ini karena ada cara-cara tertentu yang memerlukan keahlian kita dalam meng-create program-programnya dan juga menjadikan program tersebut tidak terlupakan serta dapat memberikan nilai tersendiri bagi destinasinya”, jelas Ida Bagus Lolec,  Managing Director PT Pasific World Nusantara.

Paket perjalanan insentif menjadi istimewa-berbeda dengan traveling biasa-sebab wisatawan insentif adalah aset setiap perusahaan dan merupakan orang-orang terbaik dari perusahaan tersebut. Mereka layak mendapatkan perjalanan insentif karena telah bekerja keras dan mampu melampaui target Total Transaction Value (TTV) perusahaan. Dengan mengikuti perjalanan insentif ini diharapkan akan memacu kembali produktivitas mereka.

www.www.free-hdwallpapers.comPerusahaan-perusahaan besar di Indonesia sangat memahami keberadaan perjalanan insentif ini. Ada banyak perusahan di Jakarta yang melakukan dan memberikan award kepada pegawainya dengan memberikan hadiah perjalanan insentif yang sementara ini masih lebih sering ke Bali atau keluar Indonesia seperti Singapore, Kuala Lumpur, Bangkok, Eropa, Australia, maupun USA.

Mereka mengharapkan perjalanan insentif yang memberikan kesan, “Wow”…  “Wah” dari setiap program insentif mulai dari arrival, kegiatan lainnya dalam bentuk pelayanan maupun saat-saat dinner dan sebagainya.  Bagaimana caranya? Inilah yang perlu dilatih dan dipahami dalam meng-create kreasinya. Kesan yang tidak bisa dilupakan atau tidak terlupakan, inilah yang akan menjadi tolok ukurnya.

Bagaimana kita memberi kesan yang tidak akan pernah mereka lupakan. Memang ini memerlukan daya kreatifitas yang tinggi dan yang perlu diperhatikan adalah menciptakannya menjadi satu kemasan yang visibel dan juga saleable seperti umpamanya, ratusan penari lilin atau payung dalam menyambut kedatangan grup insentif ke tempat koktail sebelum dinner atau saat koktail – kalau cuma 5 orang ya biasa saja tapi kalau 300 penari dengan tabuhan genderang yang banyak akan menjadi “Wow” –
hal itu semua akan dibayar sesuai dengan cost yang terlibat.

Peluang

Bisnis perjalanan insentif yang kudu ‘Wow’ ini masih terasa asing bagi mayoritas pemerintah daerah di Indonesia. “Jogjakarta, Ujung Pandang  dan Lombok Barat cukup menunjukkan pemahamannya sedangkan  sisanya memerlukan sosialisai yang lebih sering lagi untuk mendukung berkembangnya program insentif ini’, tambah Lolec. Hanya pemerintah Bali saja yang telah memiliki pemahaman besar terhadap bisnis perjalanan insentif ini seperti airport authority-nya, mereka memahami beberapa pelayanan standar insentif mulai dari arrival dan departure yang memerlukan sentuhan khusus seperti greetings, welcoming, imigrasi maupun custom.

IMG_8457Indonesia memiliki potensi bagi pengembangan wisata insentif. Belajar dari Bali, pemda setempat dapat bekerja sama dengan tokoh masyarakat dalam mengembangkan venue-venue baru yang unik dan khas daerah tersebut, misalnya sebuah rumah adat disulap menjadi outdoor dinner venue. Kemudian dari masyarakatnya dilibatkan melalui potensi adat istiadat atau tradisi yang ada di daerah itu. Bayangkan betapa spektakuler sebuah gala dinner di istana raja, misalnya, sambil disuguhi tari-tarian klasik.

Selain itu untuk menghidupkan wisata insentif adalah dukungan pemerintah daerah untuk mengencourage penerbangan langsung ke daerah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan lobi-lobi ke perusahaan penerbangan asing maupun lokal dengan memberikan insentif kepada meraka dalam bentuk kemudahan-kemudahan atau membantu mensubsidi biaya promosi atau pemasaran. Yang tidak kalah pentingnya adalah mengajak aparat keamanan untuk memberi kesan aman dan tentram bagi daerah tersebut.  [Cahyo Adji]

Leave a comment